Ceritanya kira-kira seperti ini....
Suatu ketika, ada seorang guru yang akan berpidato di depan
kelas. Ketika ia masuk, tiba-tiba seluruh isi kelas berdengung oleh bisik-bisik
para siswa. Bisikan riuh ini diakibatkan penampilannya yang tidak biasa. Tangan
kanan dan kiri sang guru masing-masing menghunus sebilah golok panjang. Sedangkan
di pinggangnya terselip sebuah tongkat kayu seukuran pergelangan tangan orang
dewasa.
Yang kanan, bilahnya tampak terbuat dari logam yang terang
dan berkilat-kila. Sementara yang kiritampak gelap dan bercak-bercak cokelat,
berkarat. Sang guru berkata, “Anak-anakku, coba perhatikan.” Dihunusnya golok
yang berkilat-kilat itu dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang
erat tongkat kayu.
Golok tajam itu terayun kencang ke bawah, berdenging ngilu
membelah udara. Tapi, sepersekian detik sebelum mata golok menyentuh kayu,
golok itu berhenti di udara. Tanpa melihat kayu, sang guru menghantamkan golok
itu. Tidak serius dan tidak sepenuh hati. Bahkan beberapa kali hantaman ini
meleset. Hasilnya kayu itu hanya lecet-lecet, tidak putus. Beliau meletakkan
kembali golok dan tongkat. Kelas kembali riuh oleh bisikan-bisikan tak mengerti
para murid.
Si guru berkata, “Nah, sekarang perhatikan lagi.”
Kali ini ganti beliau menghunus golok belang-belang berkarat
tadi di tangan kanan. Tangan kiri kembali memegang kayu dengan erat. Berbeda dengan
tadi, raut wajah si guru sangat, sangat, sangat serius. Dihantamkan golok itu
ke kayu. Prakk… tidak terjadi apa-apa, kemajalan golok hanya berakibat
lecet-lecet. Si guru menarik tangan lagi, dan menghajar tongkat itu lagi kedua
kalnya, ketiga kalinya, keempat… bertubi-tubi. Tapi kayu itu masih belum putus
juga. Setelah sekian kali mengayun dengan tekun.. plarr.. akhirnya tongkat itu
patah dua.
Setelah mengelap keringat, si guru tersebut berkata, “Anak-anakku,sudah
kalian lihat tadi, jurus dua golok. Jurus ini amat andal dan sakti, tapi bukan
untuk kalian praktikkan dengan tangan, tapi untuk kalian hidupkan dan amalkan
dengan jiwa. Coba bayangkan, kalian yang dikaruniai kecerdasan dan akal bak
golok tajam dan berkilat. Semua masalah dapat kalian selesaikan. Tapi kalau
kalian tidak serius, tidak sepenuh tenaga dan niat menggunakan otak ini, maka
hidup kalian tidak akan maksimal, misi tidak akan selesai, usaha tidak akan
berhasil, kayu tidak akan patah.”
“Sedangkan kalian yang kurang berbakat seperti golok
berkarat. Walau otak tidak cemerlang, tapi kalau mau bekerja keras, tidak kenal
lelah mengulang-ulang usaha dengan serius, sabar dalam proses perjuangan dan tidak
menyerah sediktpun, maka hambatan seperti apapun lambat laun akan terkalahkan. Kalau
bersungguh-sungguh akan berhasil, kalau tidak serius akan gagal. Kombinasi sungguh-sungguh
dan sabar adalah keberhasilan.”
Jadi, jangan bersedih walaupun kalian jadi "golok berkarat". Tetap sabar, dan jangan patah semangat.. Oke, sekian dulu cerita kali ini... Semoga Bermanfaat... :D
NB: Promosi Dikit.. :D
follow twitter saya di @Fi_kuun atau add facebook di Khashaaisha Al Fikri
NB: Promosi Dikit.. :D
follow twitter saya di @Fi_kuun atau add facebook di Khashaaisha Al Fikri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar